Serat Keramik Dan Produknya banyak digunakan dalam bidang bersuhu tinggi seperti metalurgi, dirgantara, dan industri kimia karena sifat isolasi termalnya yang baik. Konduktivitas termal merupakan indikator penting untuk mengukur konduktivitas termal suatu bahan. Konduktivitas termal yang rendah dari serat keramik memungkinkan serat keramik secara efektif mengurangi kehilangan panas di lingkungan bersuhu tinggi, sehingga meningkatkan efisiensi energi.
1. Komposisi bahan
Konduktivitas termal serat keramik pertama-tama berkaitan erat dengan komposisi materialnya. Serat keramik biasanya tersusun dari bahan anorganik seperti aluminium, silikon, dan zirkonium. Proporsi bahan yang berbeda secara langsung mempengaruhi struktur mikro dan konduktivitas termal bahan. Misalnya, serat keramik dengan kandungan aluminium lebih tinggi umumnya memiliki konduktivitas termal lebih rendah karena penambahan aluminium meningkatkan efek isolasi material. Selain itu, penggunaan zirkonium dapat lebih meningkatkan ketahanan terhadap suhu tinggi dan juga dapat mempengaruhi konduktivitas termal.
2. Diameter dan struktur serat
Diameter dan struktur serat keramik juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap konduktivitas termal. Semakin tipis seratnya, semakin besar luas permukaannya dan kemampuannya membentuk lebih banyak lapisan gas. Lapisan gas ini membantu mengurangi konduksi panas sehingga mengurangi konduktivitas termal. Kecepatan. Sebaliknya, serat yang lebih tebal meningkatkan jalur konduksi panas melalui padatan, sehingga meningkatkan konduktivitas termal. Oleh karena itu, mengoptimalkan diameter serat dapat meningkatkan sifat isolasi termalnya secara signifikan.
3. Kepadatan
Kepadatan serat keramik secara langsung mempengaruhi konduktivitas termalnya. Serat keramik dengan kepadatan lebih rendah biasanya memiliki kinerja insulasi termal yang lebih baik, karena kepadatan lebih rendah berarti terdapat lebih banyak lapisan gas, sehingga membantu mengurangi konduksi panas. Sebaliknya, kepadatan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan peningkatan konduktivitas termal. Selama proses pembuatan, konduktivitas termal material dapat dikontrol secara efektif dengan menyesuaikan kepadatannya.
4. Suhu
Suhu juga mempunyai pengaruh penting terhadap konduktivitas termal serat keramik. Ketika suhu meningkat, konduktivitas termal material meningkat. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pergerakan atom dan molekul pada suhu tinggi, yang mendorong konduksi panas. Oleh karena itu, dalam aplikasi suhu tinggi, perubahan konduktivitas termal serat keramik pada suhu pengoperasian sebenarnya perlu dipertimbangkan untuk memastikan efek insulasi termalnya di lingkungan tertentu.
5. Kadar air
Kadar air serat keramik juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap konduktivitas termal. Kehadiran uap air akan meningkatkan konduktivitas termal melalui penguapan atau konduksi termal, terutama pada lingkungan dengan kelembaban tinggi. Untuk menjaga konduktivitas termal yang rendah dari serat keramik, kadar airnya perlu dikontrol semaksimal mungkin untuk menghindari kelembapan berlebihan yang mempengaruhi kinerja isolasi termalnya.
6. Proses pembuatan
Proses pembuatan serat keramik juga mempengaruhi konduktivitas termalnya, dan penggunaan teknik pencetakan dan sintering yang berbeda dapat menyebabkan perbedaan struktur mikro material, sehingga mempengaruhi konduktivitas termal. Parameter proses yang masuk akal dapat secara efektif meningkatkan kinerja isolasi termal serat dan mengurangi konduktivitas termal.